Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geofrapis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data. Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik (physical topology) yang menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik (logical topology) yang menunjukan bagaimana suatu media diakses oleh host.
Rabu, 23 November 2011
Aksara Jawa
Asal-usul Aksara Jawa (aksara nglegena)
Cerita ini berawal dari seorang Raja yang mempunyai dua orang murid. Raja ini bernama Prabu Aji Saka, dengan dua orang muridnya bernama Dora dan Sembada. Salah satu muridnya yang bernama Dora ditugaskan oleh Prabu Aji Saka untuk menjaga pusaka kerajaan. Nama pusaka kerajaan tersebut adalah Sarutama, dalam cerita Djawa berarti Hina tetapi utama (Saru-Utama).
Kamis, 17 November 2011
Frase, Klausa, dan Kalimat
A. Frase
Frase
adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang
menulis.
Dari batasan di atas dapatlah
dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
a.
Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase merupakan
satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu
selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-macam frase:
A.
Frase endosentrik
Frase
endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Frase endosentrik
yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini
dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya:
kakek-nenek
pembinaan dan pengembangan
laki bini
belajar atau bekerja
2. Frase
endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur
yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
Misalnya: perjalanan panjang
hari libur
Perjalanan,
hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan
seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur
lainnya merupakan atributif.
3. Frase endosentrik
yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam
frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur
anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak
Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi,
anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi,
…., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak
Saleh merupakan aposisi (Ap).
B.
Frase Eksosentrik
Frase
eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya.
Misalnya:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama
dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
C.
Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
1. Frase Nominal: frase
yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
Misalnya: baju baru, rumah sakit
2. Frase Verbal: frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
Misalnya: akan berlayar
3. Frase Bilangan: frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4. Frase Keterangan:
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
5. Frase Depan: frase
yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase
sebagai
aksinnya.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
D.
Frase Ambigu
Frase
ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan
maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya:
Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku
bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase
perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:
1. Perancang busana yang
berjenis kelamin wanita.
2. Perancang yang
menciptakan model busana untuk wanita.
B.
Klausa
Klausa
adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik
disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi
kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Unsur
inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1. Berdasarkan unsur
intinya
2. Berdasarkan ada
tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat
3. Berdasarkan kategori
kata atau frase yang menduduki fungsi predikat
C. Kalimat
a.
Pengertian
Kalimat
adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung
pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
b.
Pola-pola kalimat
Sebuah
kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar
pembentukan kalimat luas itu.
1. Pola kalimat I = kata
benda-kata kerja
Contoh:
Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola
kalimat I disebut kalimat ”verbal”
2. Pola kalimat II =
kata benda-kata sifat
Contoh:
Anak malas. Gunung tinggi.
Pola
kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
3. Pola kalimat III =
kata benda-kata benda
Contoh:
Bapak pengarang. Paman Guru
Pola
pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini
mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
4. Pola kalimat IV (pola
tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh:
Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola
kalimat IV disebut kalimat adverbial
D. Jenis Kalimat
1.
Kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan
kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih
unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu
tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat
Tunggal
|
Susunan
Pola Kalimat
|
Ayah merokok.
Adik minum susu.
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
|
S-P
S-P-O
S-P-O-K
|
2.
Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a. Sebuah kalimat
tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu
membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca
puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
b. Penggabungan dari dua
atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih
pola kalimat.
Misalnya: Susi menulis surat
(kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan
sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1) Kalimat majemuk
setara
Kalimat
majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya
sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. Kalimat majemuk
setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta,
lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca
anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b. Kalimat majemuk serta
memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c. Kalimat majemuk
setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
2) Kalimat majemuk
bertingkat
Kalimat
majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang
diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan
kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat
yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya:
Diakuinya hal itu
P S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
anak kalimat pengganti subjek
b.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya:
Katanya begitu
Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
anak kalimat pengganti predikat
c.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya:
Mereka sudah mengetahui hal
itu.
S
P
O
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
anak kalimat pengganti objek
d.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya:
Ayah pulang malam hari
S P
K
Ayah
pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan
3) Kalimat
majemuk campuran
Kalimat
majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan
beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola
kalimat.
Misalnya:
Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan
menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum
pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus
pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat
pola bawahan II
3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a.
Kalimat inti
Kalimat
inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus
menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas
dua kata
2) Kedua kata itu
sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah
subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah
intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau
pergeseran makna laksikalnya..
b.
Kalimat luas
Kalimat
luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga
tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat
transformasi
Kalimat
transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat
syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat
transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh
kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat Inti. Contoh:
Adik menangis.
b. Kalimat Luas. Contoh:
Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu
pelajaran matematika.
c. Kalimat
transformasi. Contoh:
i) Dengan
penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah
kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii) Dengan penambahan
jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek
kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii) Dengan perubahan kata
urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv) Dengan perubahan intonasi.
Contoh: Adik menangis?
4. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur inti.
Contoh:
Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki
pergi ke Bandung.
Ibu
segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah
Rati karena kami masih berada di sekolah.
b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu
unsur inti atau unsur pusat.
Contoh:
Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau
unsur pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat
mayor.
5. Kalimat Efektif
Active and Passive Voice
Kalimat aktif (active voice) adalah kalimat dimana subject-nya melakukan pekerjaan, sebaliknya, kalimat pasif (passive voice) adalah kalimat dimana subject-nya dikenai pekerjaan oleh object kalimat. Active voice lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan passive voice. Namun demikian, sering kita temukan passive voice di surat-surat kabar, artikel-artikel di majalah-majalah dan tulisan-tulisan ilmiah. Passive voice digunakan karena object dari active voice merupakan informasi yang lebih penting dibandingkan dengan subject-nya.
Contoh :
- Active : We fertilize the soil every 6 months
- Passive: The soil is fertilized by us every 6 months
Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa:
- Object dari active voice (the soil) menjadi subject dari passive voice
- Subject dari active voice (we) menjadi object dari passive voice. Perhatikan pula bahwa terjadi perubahan dari subject pronoun ‘we’ menjadi object pronoun ‘us’.
- Verb1 (fertilize) pada active voice menjadi verb3 (fertilized) pada passive voice.
- Ditambahkannya be ‘is’ di depan verb3. Be yang digunakan adalah tergantung pada subject passive voice dan tenses yang digunakan. (Perhatikan pola-pola passive voice di bawah).
- Ditambahkannya kata ‘by’ di belakang verb3. Namun, jika object dari passive voice dianggap tidak penting atau tidak diketahui, maka object biasanya tidak dikemukakan dan begitu pula kata ‘by’.
- Khusus untuk kalimat-kalimat progressive (present, past, past perfect, future, past future, dan past future perfect continuous, perlu menambahkan ‘being’ di depan verb3). Kalau tidak ditambahkan “being”, tensisnya akan berubah, bukan progressive/continuous lagi. Perhatikan contoh-contoh pada poin h – o di bawah.
Berdasarkan keenam poin di atas maka passive voice mengikuti pola sebagai berikut:
Subject + be + Verb3 + by + Object + modifier
|
Pola active dan passive voice pada tiap tensis
a. Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am atau are.
Contoh:
- Active : He meets them everyday.
- Passive : They are met by him everyday.
- Active : She waters this plant every two days.
- Passive : This plant is watered by her every two days.
b. Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
Contoh:
- Active : He met them yesterday
- Passive : They were met by him yesterday
- Active : She watered this plant this morning
- Passive : This plant was watered by her this morning
c. Jika active voice dalam present perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary has atau have, sehingga menjadi ‘has been’ atau ‘have been’
Contoh:
- Active : He has met them
- Passive : They have been met by him
- Active : She has watered this plant for 5 minutes.
- Passive : This plant has been watered by her for 5 minutes.
d. Jika active voice dalam past perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary had, sehingga menjadi had been
Contoh:
- Active : He had met them before I came.
- Passive : They had been met by him before I came.
- Active : She had watered this plant for 5 minutes when I got here
- Passive : This plant had been watered by her for 5 minutes when I got here
e. Jika active voice dalam simple future tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah be
Contoh:
- Active : He will meet them tomorrow.
- Passive : They will be met by him tomorrow.
- Active : She will water this plant this afternoon.
- Passive : This plant will be watered by her this afternoon.
- Active : The farmers are going to harvest the crops next week
- Passive : The crops are going to be harvested by the farmers next week.
f. Jika active voice dalam future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary will have, sehingga menjadi ‘will have been’
Contoh:
- Active : He will have met them before I get there tomorrow.
- Passive : They will have been met by him before I get there tomorrow.
- Active : She will have watered this plant before I get here this afternoon.
- Passive : This plant will have been watered by her before I get here this afternoon.
g. Jika active voice dalam past future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary would have, sehingga menjadi ‘would have been’.
Contoh:
- Active : He would have met them.
- Passive : They would have been met by him.
- Active : She would have watered this plant.
- Passive : This plant would have been watered by her.
h. Jika active voice dalam present continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (is, am atauare) + being.
Contoh:
- Active : He is meeting them now.
- Passive : They are being met by him now.
- Active : She is watering this plant now.
- Passive : This plant is being watered by her now.
i. Jika active voice dalam past continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (was atau were) + being.
Contoh:
- Active : He was meeting them.
- Passive : They were being met by him.
- Active : She was watering this plant.
- Passive : This plant was being watered by her.
j. Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
Contoh:
- Active : He has been meeting them.
- Passive : They have been being met by him.
- Active : She has been watering this plant.
- Passive : This plant has been being watered by her.
k. Jika active voice dalam past perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah had been + being.
Contoh:
- Active : He had been meeting them.
- Passive : They had been being met by him.
- Active : She had been watering this plant.
- Passive : This plant had been being watered by her.
l. Jika active voice dalam future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will be + being.
Contoh:
- Active : He will be meeting them.
- Passive : They will be being met by him.
- Active : She will be watering this plant.
- Passive : This plant will be being watered by her.
m. Jika active voice dalam past future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah would be + being.
Contoh:
- Active : He would be meeting them.
- Passive : They would be being met by him.
- Active : She would be watering this plant.
- Passive : This plant would be being watered by her.
n. Jika active voice dalam future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will have been + being.
Contoh:
- Active : He will have been meeting them.
- Passive : They will have been being met by him.
- Active : She will have been watering this plant.
- Passive : This plant will have been being watered by her.
o. Jika active voice dalam past future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalahwould have been + being.
Contoh:
- Active : He would be meeting them.
- Passive : They would be being met by him.
- Active : She would be watering this plant.
- Passive : This plant would be being watered by her.
Contoh-contoh yang lain:
- Koko’s nose is bleeding. He was punched by his friend right on his nose. (Hidung Koko sedang berdarah. Dia dipukul oleh temannya tepat di hidungnya).
- The Indonesian football team was beaten by the Saudi Arabian team. (Team sepakbola Indonesia dikalahkan oleh team arab Saudi).
- These plants were watered by my sister a few minutes ago. (Tanaman-tanaman ini disirami oleh adikku beberapa menit yang lalu).
- There is no meal left. All has been devoured by Yeyes. (Tidak ada makan yang tersisa. Semuanya telah dilahap habis oleh Yeyes).
- English is studied by all high school students. (Bahasa Inggris dipelajari oleh semua murid sekolah menengah lanjutan (SMP dan SMA).
Langganan:
Postingan (Atom)